Kontroversi Sejarah Indonesia- Peristiwa G30S
6:38 AM Edit This 0 Comments »
Kontroversi Sejarah Indonesia- Peristiwa G30S
Oleh :
Syaila Rizal
Tahun 1965 bertepatan dengan tanggal 30 September, merupakan salah satu hari dimana terjadinya peristiwa yang mampu merubah sejarah politik bangsa Indonesia. Pada hari itu telah terjadi pertumpahan darah, pembunuhan, isak tangis dimana-mana, dan yang lebih sadis adalah pembantaian besar-besaran terhadap sesama. Itu semua dilakukan dengan sangat tidak manusiawi, lebih tepatnya lagi ‘amoral’. Hal itu terjadi karena ada tuntutan dari suatu elite atau golongan untuk melakukan perubahan baik itu di dalam ideologi, struktur dan sistem pemerintahan Indonesia. Kini peristiwa bersejarah tersebut dikenal dengan nama ‘G30S’. Dalam esai kali ini saya ingin memberikan pandangan saya terhadap sejarah bangsa pada tahun 1965 dan bagaimana memulai langkah kecil sebagai rintisan awal menuju kepada rekonsiliasi.
Manipulasi sejarah G30S sendiri membuat masyarakat Indonesia bertanya-bertanya, apa yang sebenarnya terjadi pada saat itu? Mengapa hingga saat ini timbul banyak versi tentang sejarah G30S? Hal ini justru membuat masyarakat Indonesia menjadi abu-abu terhadap sejarah bangsanya sendiri. Salah satu karakteristik bangsa yang jaya adalah setiap masyarakatnya mengetahui sejarah dan peristiwa yang berada di dalamnya. Dengan mengetahui sejarah dan peristiwa-peristiwa yang berada di dalamnya, membuat masyarakat semakin bangga dengan bangsanya sendiri, atau dapat dikatakan sikap nasionalisme dari masyarakat itu sendiri semakin bertambah. Sehingga mampu mengintegrasikan elemen-elemen masyarakatnya ke dalam kesamaan sejarah dan peristiwa dari bangsa itu sendiri.
Sejak Suharto tidak lagi menjadi presiden dan pimpinan tertinggi pada masa orde baru, Sedikit demi sedikit terkuak sejarah tentang kejadian yang sebenarnya. Hal tersebut merupakan aib bangsa yang hingga saat ini masih banyak terpendam dan tesembunyi dibalik kelompok kepentingan tertentu yang memiliki pengaruh untuk sengaja menutupi kebenaran atas apa yang telah terjadi pada bangsa Indonesia selama berpuluh-puluh tahun. Ada yang memandang peristiwa 1965 sebagai strategi licik yang memang sudah diskenariokan untuk menghancurkan kekuasaan Soekarno. Dengan dalih menumpas G30S/PKI, Suharto bersama militernya dan dibantu dengan kekuatan asing secara menyeluruh telah menghianati perjuangan revolusioner yang merupakan gagasan besar Sukarno.
Dengan keberhasilan Suharto menghancurkan rezim Sukarno serta gagasan besar beliau yang revolusioner dan berorientasi kerakyatan, memberikan sejarah pahit terhadap bangsa Indoensia. Tidak hanya Sukarno yang dihancurkan pada peristiwa G30S tersebut, melainkan para pendukung Sukarno yang didomiasi oleh PKI. Tragedi itu juga telah menjadi “pembuka jalan” untuk melikuidasi pemerintahan anti-imperialis Soekarno dan mengembalikan status Indonesia sebagai koloninya negeri-negeri imperialis.Sebuah peristiwa yang merupakan permulaan dari serentetan panjang pengkhianatan terhadap tujuan Negara Kesatuan RI yang telah diproklamasikan oleh Soekarno pada tanggal 17 Agsutus 1945. Peristiwa yang membuka jalan ditegakkannya Orde Baru dibawah kepemimpinan Suharto, TNI-AD, dan Golkar.
Dalam versi lainnya pula, sejarah mengatakan bahwa adanya keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris terutama dinas rahasia CIA dan M16 dalam tragedi 1965. Yaitu sebagai konsekuensi dari perang dingin yang berlangsung antara Amerika Serikat sebagai blok kapitalis menghadapi Vietnam Utara yang dibantu Uni Soviet sebagai blok komunis, Amerika tidak menginginkan Indonesia jatuh ke tangan kelompok komunis. Jika Indonesia jatuh ke tangan Uni Soviet, Amerika akan berhasil ditaklukkan oleh Uni Soviet dikarenakan Indonesia merupakan salah satu negara yang ‘mampu’ memenuhi kebutuhan Amerika dalam hal apapun.
Begitu banyak versi sejarah G30S yang hadir pada bangsa ini. Sehingga setiap orang dari berbagai elemen bertanya-tanya tentang kebenaran sejarah yang sesungguhnya. Haruskah kaum muda menerima setiap cerita sejarah dengan begitu saja? Seharusnya dengan berbagai macam cerita sejarah, kaum muda perlu mengkritisi hal tersebut karena belum tentu pendidikan sejarah tersaji lengkap, tepat dan jelas. Dengan mempelajari sejarah kaum muda dapat menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, dan tentunya mengetahui jati diri bangsa serta mencari kebenaran tentang apa yang telah terjadi pada bangsa Indonesia.
Dari berbagi versi sejarah yang kita ketahui seperti yang telah disebutkan diatas, dapat kita simpulkan bahwa sejarah bisa saja direkayasa demi kepentingan tertentu. Sehingga perlu adanya pengungkapan fakta terhadap peristiwa tersebut dan kemudian dapat menciptakan keadilan bagi para pelakunya. Persoalan rekonsilisasi nasional pun hanya dapat berjalan dengan baik jikalau proses ini sudah didahului dengan pengungkapan fakta dan pengadilan terhadap para pelakunya. Agar terjadi perbaikan diantara semua pihak, lebih dulu di perbaiki hubungan antar pihak dengan membuka dialog-dialog dan interaksi sehingga terjalinnya kesepakatan-kesepakatan yang dibuat dan dapat menuntaskan kisah sejarah hingga ke akarnya. Menurut saya sebaiknya rekonsiliasi dilakukan lintas ideologi antara kelompok islam dengan eks komunis, lintas etnis, dan lintas pemeluk agama. Dan yang paling penting yaitu antara sipil dengan militer. Hubungan antara sipil dengan militer itu akan menentukan apakah pada masa yang akan datang masih akan terjadi pelanggaran terhadap HAM. Rekonsiliasi juga harus mengoptimalkan kegiatan penelusuran sejarah berdasarkan para saksi dan pengungkapan kebenaran dari para saksi, agar dapat diketahui siapa korban dan siapa pembunuh dan kemudian menjauhkan dari kemungkinan saling balas dendam. Untuk mengetahui kebenaran dari para saksi dari sejarawan juga perlu melakukan penelitian lebih berkualitas terhadap kasus tersebut.
Oleh :
Syaila Rizal
Tahun 1965 bertepatan dengan tanggal 30 September, merupakan salah satu hari dimana terjadinya peristiwa yang mampu merubah sejarah politik bangsa Indonesia. Pada hari itu telah terjadi pertumpahan darah, pembunuhan, isak tangis dimana-mana, dan yang lebih sadis adalah pembantaian besar-besaran terhadap sesama. Itu semua dilakukan dengan sangat tidak manusiawi, lebih tepatnya lagi ‘amoral’. Hal itu terjadi karena ada tuntutan dari suatu elite atau golongan untuk melakukan perubahan baik itu di dalam ideologi, struktur dan sistem pemerintahan Indonesia. Kini peristiwa bersejarah tersebut dikenal dengan nama ‘G30S’. Dalam esai kali ini saya ingin memberikan pandangan saya terhadap sejarah bangsa pada tahun 1965 dan bagaimana memulai langkah kecil sebagai rintisan awal menuju kepada rekonsiliasi.
Manipulasi sejarah G30S sendiri membuat masyarakat Indonesia bertanya-bertanya, apa yang sebenarnya terjadi pada saat itu? Mengapa hingga saat ini timbul banyak versi tentang sejarah G30S? Hal ini justru membuat masyarakat Indonesia menjadi abu-abu terhadap sejarah bangsanya sendiri. Salah satu karakteristik bangsa yang jaya adalah setiap masyarakatnya mengetahui sejarah dan peristiwa yang berada di dalamnya. Dengan mengetahui sejarah dan peristiwa-peristiwa yang berada di dalamnya, membuat masyarakat semakin bangga dengan bangsanya sendiri, atau dapat dikatakan sikap nasionalisme dari masyarakat itu sendiri semakin bertambah. Sehingga mampu mengintegrasikan elemen-elemen masyarakatnya ke dalam kesamaan sejarah dan peristiwa dari bangsa itu sendiri.
Sejak Suharto tidak lagi menjadi presiden dan pimpinan tertinggi pada masa orde baru, Sedikit demi sedikit terkuak sejarah tentang kejadian yang sebenarnya. Hal tersebut merupakan aib bangsa yang hingga saat ini masih banyak terpendam dan tesembunyi dibalik kelompok kepentingan tertentu yang memiliki pengaruh untuk sengaja menutupi kebenaran atas apa yang telah terjadi pada bangsa Indonesia selama berpuluh-puluh tahun. Ada yang memandang peristiwa 1965 sebagai strategi licik yang memang sudah diskenariokan untuk menghancurkan kekuasaan Soekarno. Dengan dalih menumpas G30S/PKI, Suharto bersama militernya dan dibantu dengan kekuatan asing secara menyeluruh telah menghianati perjuangan revolusioner yang merupakan gagasan besar Sukarno.
Dengan keberhasilan Suharto menghancurkan rezim Sukarno serta gagasan besar beliau yang revolusioner dan berorientasi kerakyatan, memberikan sejarah pahit terhadap bangsa Indoensia. Tidak hanya Sukarno yang dihancurkan pada peristiwa G30S tersebut, melainkan para pendukung Sukarno yang didomiasi oleh PKI. Tragedi itu juga telah menjadi “pembuka jalan” untuk melikuidasi pemerintahan anti-imperialis Soekarno dan mengembalikan status Indonesia sebagai koloninya negeri-negeri imperialis.Sebuah peristiwa yang merupakan permulaan dari serentetan panjang pengkhianatan terhadap tujuan Negara Kesatuan RI yang telah diproklamasikan oleh Soekarno pada tanggal 17 Agsutus 1945. Peristiwa yang membuka jalan ditegakkannya Orde Baru dibawah kepemimpinan Suharto, TNI-AD, dan Golkar.
Dalam versi lainnya pula, sejarah mengatakan bahwa adanya keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris terutama dinas rahasia CIA dan M16 dalam tragedi 1965. Yaitu sebagai konsekuensi dari perang dingin yang berlangsung antara Amerika Serikat sebagai blok kapitalis menghadapi Vietnam Utara yang dibantu Uni Soviet sebagai blok komunis, Amerika tidak menginginkan Indonesia jatuh ke tangan kelompok komunis. Jika Indonesia jatuh ke tangan Uni Soviet, Amerika akan berhasil ditaklukkan oleh Uni Soviet dikarenakan Indonesia merupakan salah satu negara yang ‘mampu’ memenuhi kebutuhan Amerika dalam hal apapun.
Begitu banyak versi sejarah G30S yang hadir pada bangsa ini. Sehingga setiap orang dari berbagai elemen bertanya-tanya tentang kebenaran sejarah yang sesungguhnya. Haruskah kaum muda menerima setiap cerita sejarah dengan begitu saja? Seharusnya dengan berbagai macam cerita sejarah, kaum muda perlu mengkritisi hal tersebut karena belum tentu pendidikan sejarah tersaji lengkap, tepat dan jelas. Dengan mempelajari sejarah kaum muda dapat menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, dan tentunya mengetahui jati diri bangsa serta mencari kebenaran tentang apa yang telah terjadi pada bangsa Indonesia.
Dari berbagi versi sejarah yang kita ketahui seperti yang telah disebutkan diatas, dapat kita simpulkan bahwa sejarah bisa saja direkayasa demi kepentingan tertentu. Sehingga perlu adanya pengungkapan fakta terhadap peristiwa tersebut dan kemudian dapat menciptakan keadilan bagi para pelakunya. Persoalan rekonsilisasi nasional pun hanya dapat berjalan dengan baik jikalau proses ini sudah didahului dengan pengungkapan fakta dan pengadilan terhadap para pelakunya. Agar terjadi perbaikan diantara semua pihak, lebih dulu di perbaiki hubungan antar pihak dengan membuka dialog-dialog dan interaksi sehingga terjalinnya kesepakatan-kesepakatan yang dibuat dan dapat menuntaskan kisah sejarah hingga ke akarnya. Menurut saya sebaiknya rekonsiliasi dilakukan lintas ideologi antara kelompok islam dengan eks komunis, lintas etnis, dan lintas pemeluk agama. Dan yang paling penting yaitu antara sipil dengan militer. Hubungan antara sipil dengan militer itu akan menentukan apakah pada masa yang akan datang masih akan terjadi pelanggaran terhadap HAM. Rekonsiliasi juga harus mengoptimalkan kegiatan penelusuran sejarah berdasarkan para saksi dan pengungkapan kebenaran dari para saksi, agar dapat diketahui siapa korban dan siapa pembunuh dan kemudian menjauhkan dari kemungkinan saling balas dendam. Untuk mengetahui kebenaran dari para saksi dari sejarawan juga perlu melakukan penelitian lebih berkualitas terhadap kasus tersebut.
0 comments:
Post a Comment